Daritotal aset di pasar keuangan sebesar 1.832 triliun rupiah, asuransi (jiwa dan kerugian) hanya berperan 4.11 %, dibawah perbankan sebesar 85.81% dan multifinance sebesar 5.35% disusul dana pensiun 3.30%, perusahaan sekuritas 1.12% dan pegadaian 0.31%. Lebih jauh lagi, peranan asuransi bagi PDB di Indonesia dijelaskan Herris hanya sebesar 1.
Jakarta, CNBC Indonesia - Masa depan pemasaran industri asuransi bukan lagi terletak pada kanal keagenan ataupun pemasaran melalui bank. Teknologi digital diprediksi akan menjadi sarana pemasaran wajib bagi perusahaan asuransi di masa depan. Lantas, segmen masyarakat seperti apa yang menjadi sasaran pemasaran berbasis digital ini. Kaum milenial akan menjadi sasaran semua perusahaan asuransi, tidak hanya perusahaan asuransi berbasis digital, namun perusahaan asuransi lain yang baru tersadar akan derasnya disrupsi sampai nanti ada perusahaan non asuransi masuk ke industri asuransi dengan model berbeda seperti hantu. Bagaimanakah pelaku industri asuransi memandang hal tersebut, berikut petikan wawancara oleh Senior Reporter Gita Rossiana dan Head of Brand Newsroom Donald Banjarnahor mewakili CNBC Indonesia dengan Direktur Utama PT. Asuransi Adira Dinamika Adira Insurance Julian Noor di Graha Adira, Jumat 12/1/2018. Bagaimana bapak memandang perkembangan teknologi saat ini dan dampaknya terhadap industri asuransi? Pada era digitalisasi seperti saat ini, pemasaran asuransi akan mengarah kepada penggunaan aplikasi. Proses pemasaran asuransi menggunakan aplikasi ini berbeda dari cara konvensional yang selama ini dilakukan oleh perusahaan asuransi. Di sini, produk yang dijual tetap sama, namun kemasan pemasarannya muncul dengan tampilan yang berbeda. Lalu, sudahkah Adira Insurance menyadari pentingnya teknologi ini dan mengaplikasikan kepada produk perusahaan? Sebagai perusahaan yang memiliki konsentrasi di asuransi kendaraan bermotor, pada 2018, kami akan tetap konsentrasi di segmen tersebut. Selain itu, kami juga mulai ekspansi ke asuransi properti, namun dikembangkan dengan mencoba diversifikasi channel. Distribusi yang kami akan pergunakan untuk asuransi properti adalah melalui digital. Pada kuartal pertama tahun 2018 ini, kami akan meluncurkan layanan pemasaran asuransi properti melalui digital tersebut. Adapun alasan kami memasarkan asuransi properti secara digital adalah untuk memudahkan masyarakat membeli properti, karena umumnya orang yang membeli menganggap hal itu rumit. Selain asuransi properti, apakah pemasaran asuransi secara digital juga dilakukan untuk produk lain? Selain asuransi properti, kami juga memasarkan asuransi secara digital untuk produk asuransi kesehatan dan kecelakaan diri. Dua produk ini menjadi produk unggulan kami dan sekarang sedang diubah jaringan distribusinya. Lalu, segmen masyarakat seperti apa yang menjadi sasaran dalam pemasaran asuransi berbasis digital? Segmen masyarakat milenial menjadi sasaran dalam pemasaran asuransi berbasis digital. Namun saat ini, kaum milenial masih dalam masa transisi untuk menjadi pembeli asuransi sehingga periode ini bisa digunakan sebagai periode investasi bagi perusahaan asuransi. Pada 2018-2019, produk asuransi konvensional masih akan tetap dominan, tetapi pada tahun 2020 ke atas, ketika generasi milenial menjadi pembeli utama asuransi, maka saat itu perusahaan asuransi harus segera menyesuaikan produk dengan karakter Julian NoorCNBC Indonesia/Muhammad Sabki Akan tetapi, generasi milenial kurang mengenal mengenai asuransi, bagaimana bapak memandang mengenai hal ini? Hal penting terkait pemasaran asuransi adalah perusahaan asuransi harus menyadari kesadaran masyarakat secara umum mengenai asuransi rendah dan hal itu juga melanda generasi milenial. Dalam hal ini, perusahaan asuransi menghadapi tantangan untuk mengedukasi generasi milenial menjadi pembeli asuransi. Metode yang dipergunakan bisa melalui media sosial ataupun edukasi kreatif lainnya. Hal ini dikarenakan kita harus bisa masuk dengan cara mereka, tidak bisa menggunakan cara lama. Di Adira Insurance, sudah berapa besar segmen generasi milenial yang menjadi pemegang polis asuransi? Belum signifikan pertumbuhannya. Namun kami optimis bisa bertumbuh signifikan karena kami mengemas produk asuransi perjalanan yang erat kaitannya dengan generasi milenial. Misalnya ketika pergi ke Rajat Ampat, milenial pergi ke tempat yang belum pernah didatangi sebelumnya. Saat ini, semua itu serba mudah karena sudah bisa beli tiket pesawat sendiri, pesan hotel pun mudah. Lalu, kami melihat seorang milenial yang berpergian tersebut tentu memiliki risiko seperti kehilangan barang, keterlambatan jadwal pesawat, dan lainnya. Nah, hal itu yang kami jelaskan ke mereka, kaerna di setiap leisure yang mereka lakukan, ada risiko yang bisa di-cover asuransi. Lalu, menurut bapak apa saja keuntungan yang bisa diperoleh dengan pemasaran asuransi melalui digital? Efisiensi tentu menjadi sebuah keuntungan. Saya melihat ada dua dampak efisiensi yang bisa timbul dari pemasaran asuransi secara digital. Pertama, hal tersebut bisa berpengaruh kepada pengurangan jumlah karyawan yang bisa berdampak pada penurunan biaya perusahaan. Selanjutnya adalah kecepatan proses persetujuan asuransi, yang jauh lebih pendek, yang selama ini prosesnya bisa satu hari dengan teknologi bisa satu jam. Peningkatan efisiensi saya kira bisa mencapai 20% pada 2020. Kita lihat beberapa bulan saja sudah terjadi peningkatan efisiensi yang luar biasa. Lalu, hal apa yang harus diwaspadai perusahaan asuransi dalam era digital seperti saat ini? Adanya disrupsi teknologi yang beredar saat ini perlu diwaspadai, karena akan datang perusahaan asuransi yang hadir dengan model yang berbeda. Jangan sampai nanti ada perusahaan non asuransi masuk ke industri asuransi dengan model berbeda, hal ini harus kita deteksi. Seperti hantu menurut saya. Sejauh ini sudah ada yang mengembangkan hal itu, namun kalau melihat perkembangan teknologi, bentuk seperti ini ada ternyata. Di Adira Insurance kami sudah mengantisipasi hal tersebut supaya tidak menjadi perusahaan yang kaget dengan disrupsi yang CNBC Indonesia/Muhammad Sabki Apa yang harus dilakukan regulator untuk menghadapi perkembangan teknologi seperti saat ini? Bagi regulator, mereka harus melihat apakah akan membiarkan hal ini terus berjalan, supaya tidak menganggu perkembangannya. Di sisi lain, apakah harus membuat regulasi dan mengaturnya. Semua ada keuntungan dan kerugian masing-masing. Menurut bapak, pilihan kebijakan apa yang harus diambil regulator? Di era disrupsi seperti saat ini, regulator tidak bisa membatasi teknologi sama halnya ketika terjadi konflik antara taxi konvensional dengan Grab ataupun Gojek. Jadi kami meminta OJK tidak terlalu kaku, karena industri sebenarnya butuh ruang untuk berkembang. Artikel Selanjutnya Industri Asuransi Terkena Dampak Pelemahan Rupiah dru
23.2 Karakteristik Jasa Produk Jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang (fisik). Menurut Griffin dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2008:6) menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut : a. logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label dan lain sebagainya
Organisasi perusahaan asuransi memiliki kekhususan kegiatan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya yaitu misalnya kegiatan underwriting-aktuaria, klaim, dan reasuransi – retrosessi. Karena kekhususannya itu, maka didalam perusahaan asuransi umumnya terdapat empat kegiatan utama, yaitu a. Kegiatan umum yang merupakan pendukung kegiatan utama seperti sumberdaya manusia, penyedia jasa dan sarana, kesekretariatan dan sebagainya. b. Kegiatan tekhnik yang merupakan kegiatan khusus perusahaan seperti misalnya Underwriting, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan seleksi resiko yang ditawarkan kepada perusahaan asuransi. Termasuk juga menetapkan tingkat premi dan ketentuan-ketentuan lain yang akan dikenakan kepada calon tertanggung. Disamping itu, didalam kegiatan ini ditentukan jumlah nilai pertanggungan yang akan direasuransikan dan yang akan ditanggung sendiri retain Klaim, adalah kegiatan yang menyangkut penyelidikan, penilaian dan penyelesaian tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung. Untuk menilai apakah kerugian yang terjadi memang dijamin dalam polis dan untuk menilai besarnya kerugian yang sebenarnya, perusahaan asuransi sering dibantu oleh perusahaan penilai kerugian asuransi adjuster. Reasuransi-Retrosesi, merupakan kegiatan mengalihkan sebagian daripada resiko ke perusahaan asuransi lain atau ke perusahaan reasuransi reasuradur, sedangkan retrosesi adalah proses pemindahan kemabali sebagian resiko reasuradur ke perusahaan asuransi lain. Penempatan reasuransi dilakukan jika perusahaan asuransi menerima pertanggungan yang melebihi batas kemampuannya menanggung sendiri own retention limit. c. Kegiatan produksi dan pemasaran, sebagaimana perusahaan lain, dalam usaha untuk memperoleh pendapatan usaha, perusahaan asuransi melakukan aktivitas pemasaran seperti pengembangan produk, promosi, penjualan melalui perantara, serta membina hubungan dan komunikasi dengan konsumen. d. Kegiatan yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi. Kegiatan ini mencakup perencanaan atas kebutuhan dan sumber dana, serta pengalokasian dana. Tugas lain yang terkait adalah membuat laporan keuangan dan menyiapkan laporan analisis kondisi keuangan untuk dipergunakan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan atau oleh pihak lain misalnya pengawas untuk tujuan tertentu. Sebagaimana diketahui perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan mengumpulkan dana berupa premi dari masyarakat tertanggung melalui adanya pengalihan risiko dari masyarakat tertanggung tersebut kepada perusahaan asuransi. Dana premi yang terkumpul tersebut harus didayagunakan kedalam jenis-jenis investasi yang aman, likuid, dan menguntungkan. Artinya, perusahaan asuransi tersebut harus berusaha untuk selalu dapat memenuhi kewajibannya apabila timbul kerugian disamping harus berusaha mendapatkan laba yang optimum. Ketidakmampuan perusahaan asuransi memenuhi kewajibannya akan menimbulkan dampak serius bagi industri asuransi sendiri maupun bagi masyarakat luas. Sebagai lembaga bukan bank, perusahaan asuransi tidak diperkenankan memberi pinjaman atau kredit langsung kepada masyarakat kecuali dalam bentuk pinjaman polis bagi pemegang polis asuransi jiwa. Secara ringkas karakteristik perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan dapat diuaraikan sebagai berikut 1. Perusahaan asuransi melakukan kegiatan utama menerima risikodari masyarakat, dan untuk ini masyarakat diharuskan membayar sejumlah uang yang disebut sebagai premi asuransi. 2. Premi yang diterima diinvestasikan dalam jenis-jenis investasi yang aman, likuid, dan menguntungkan, sehingga perusahaan asuransi mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya dan memberikan keuntungan yang maksimum. 3. Pada dasarnya perusahaan asuransi tidak dibenarkan menarik kredit atau meminjam dana untuk membiayai kegiatannya. 4. Karena jumlah pemegang polis asuransi relatif besar maka masyarakat tertanggung tersebut perlu dilindungi dari kemungkinan kerugian keuangan. Perlindungan ini dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Keuangan dalam bentuk pembinaan dan pengawasan. 5. Pengawasan dan pembinaan yang antara lain dilakukan dengan a. Menetapkan ketentuan mengenai persyaratan permodalan, penempatan deposit atas nama menteri keuangan untuk kepentingan perusahaan asuransi, kewajiban mengirimkan laporan dan mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi pada surat kabar agar diketahui oleh masyarakat. b. Menjaga agar kebijaksanaan investasi baik perusahaan asuransi jiwa maupun asuransi kerugian diarahkan pada jenis-jenis investasi yang aman dan menguntungkan. c. Mewajibkan perusahaan asuransi membentuk cadangan tekhnis, yang terdiri dari cadangan premi dan cadangan klaim, dalam usaha menjaga kemungkinan timbulnya kewajiban yang sifatnya tidak tentu. d. Mewajibkan perusahaan asuransi melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi keadaan tidak solven, misalnya mewajibkan pemegang saham menambah jumlah modal sampai pada keadaan dimana perusahaan mencapai tingkat kesolveannya. Daftar Pustaka Salim, A. Dasar-dasar Asuransi Principles of Insurance. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Satria, Salusra. 1994. Pengukuran Kinerja Kuangan Perusahaan Asuransi Kerugian Di Indonesia Dengan Analisis Rasio Keuangan “Early Warning System”. LP FE Universitas Indonesia. Jakarta.
Indonesiasebagai suatu wilayah di permukaan bumi juga memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan wilayah lainnya, sekaligus menyimpan potensi yang dimilikinya. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda. pada sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi
JAKARTA — Industri asuransi jiwa dinilai memiliki tiga strategi kunci untuk mencapai peluang utama pengembangan industri dalam satu dekade mendatang. Saat ini industri terus mencatatkan pertumbuhan, khususnya di negara berkembang, terutama di Asia. Dalam laporan bertajuk The Future of Life Insurance, lembaga riset McKinsey menyatakan bahwa kontribusi premi asuransi jiwa di negara-negara berkembang mencatatkan pertumbuhan terhadap total premi secara global. Pada 2010, total premi global asuransi jiwa mencapai US$ miliar dan pada 2019 tumbuh menjadi US$ satu dekade terakhir tercatat adanya pertumbuhan premi asuransi jiwa secara global sebesar US$621 miliar. Dari jumlah tersebut, 52 persen di antaranya berasal dari negara berkembang dan sisanya dari negara maju, yang masyarakatnya telah memiliki pemahaman tentang asuransi lebih baik."Negara berkembang, terutama pasar berkembang di Asia yang sebelumnya merupakan kontributor kecil, telah menjadi pendorong pertumbuhan global dan sekarang menyumbang lebih dari setengah pertumbuhan premi global dan 84 persen pertumbuhan anuitas individu," demikian dikutip Bisnis dari laporan McKinsey, Rabu 30/9/2020. Lembaga riset tersebut menilai bahwa industri asuransi jiwa memiliki sejumlah peluang yang menjanjikan dalam dekade mendatang, salah satunya karena permintaan asuransi secara global mencapai titik tertingginya sepanjang masa. Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat dunia memerlukan perlindungan jiwa dan menangkap peluang tersebut, McKinsey menilai terdapat tiga strategi yang perlu diadaptasi oleh industri asuransi jiwa selama satu dekade ke depan. Pertama, yakni mempersonalisasi setiap aspek pengalaman nasabah, salah satunya dengan menjadikannya produk yang sesuai JugaKe Mana Dana Asuransi Jiwa Ditempatkan Saat Kinerja Saham Loyo?Imbas Corona, Premi dan Total Pendapatan Industri Asuransi Jiwa AnjlokIndustri asuransi jiwa dinilai perlu mengubah fokusnya dari memberikan mitigasi risiko melalui proteksi menjadi mitra nasabah dalam mengelola keuangan dan manajemen kesehatan yang terukur. Menurut McKinsey, penurunan risiko kematian jangka panjang menjadi alasan utama adaptasi strategi tersebut."Penyakit tidak menular yang berkaitan erat dengan gaya hidup akan menyebabkan 71 persen dari semua kematian secara global dan meningkatan proposisi risiko kematian. Kami percaya faktor-faktor ini akan memotivasi perusahaan asuransi jiwa untuk melibatkan nasabah dalam menerapkan nilai-nilai hidup sehat untuk meningkatkan usia hidup," tertulis dalam laporan menilai bahwa pemanfaatan teknologi dan fokus industri dalam menemani kehidupan nasabah dapat memengaruhi proses underwriting asuransi jiwa dan pendekatan aktuarialnya. Hal tersebut setidaknya akan bergantung kepada tiga data utama dari nasabah, yakni gaya hidup, kesehatan dan lingkungan, serta riwayat kedua yang dapat diadopsi industri asuransi jiwa adalah pengembangan solusi produk yang fleksibel terhadap berbagai perubahan regulasi dan suku bunga. Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini perlu menjadi perhatian besar karena dapat menimbulkan ketidakpastian suku bunga, yang berpengaruh terhadap imbal hasil investasi perusahaan asuransi jiwa tercatat mulai menambah portofolio investasinya di pasar modal seiring berkembangnya produk unit-linked, sejalan dengan tumbuhnya premi produk tersebut hingga US$76 miliar secara global pada 2015–2019. Dari jumlah tersebut, US$13 miliar di antaranya berasal dari kondisi tersebut, industri asuransi jiwa dapat memberikan solusi asuransi yang ada dalam berbagai tahap kehidupan, seiring semakin banyaknya jenis proteksi yang diperlukan. McKinsey menyebutkan berbagai risiko yang menghantui dalam dekade selanjutnya seperti naiknya tingkat perceraian, ketidakamanan pekerjaan, hingga kehilangan ketiga yakni pengembangan kembali keterampilan dan kemampuan semua unsur industri asuransi jiwa. McKinsey menilai bahwa perusahaan asuransi jiwa harus mampu merespon dan menangkap perubahan keterampilan dan karakteristik tenaga kerja di masa depan."Pada 2030, 44 persen aktivitas kerja asuransi berpotensi diotomasikan. Peran yang berfokus kepada pekerjaan berulang dan proses manual tidak akan lagi seperti bentuknya saat ini, sedangkan pekerjaan yang berkaitan dengan pemahaman teknologi digital akan meningkat nilainya," tertulis dalam laporan itu akan berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dalam omnichannel, yakni pendekatan kepada nasabah sekaligus melalui online dan offline. Hal tersebut akan menuntut agen asuransi untuk semakin memiliki keterampilan emosional, interpersonal, dan begitu, McKinsey menekankan bahwa perubahan lanskap tenaga kerja itu tidak akan menghilangkan pekerjaan, melainkan mengubah sifat dari pekerjaan di industri asuransi. Bahkan perubahan itu menjadi lebih cepat terjadi akibat pandemi Covid-19."Perusahaan asuransi jiwa dapat mengandalkan akuisisi untuk pemberdayaan teknologi dan pengembangan kemampuan. Dekade terakhir telah menunjukkan kebangkitan insurtech, yang menarik hampir US$4 miliar pendanaan dari modal ventura global hanya pada 2018," tertulis dalam laporan tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
2 Capaian Perusahaan dan persaingan industri (Industry Competition) Dipengaruhi oleh: - Baigan pasar perusahaan. - Tingkat persaingan. - Keunggulan persaingan. •Setiap industri bersaing satu sama lain untuk para konsumen yang menginginkan produknya dan tingkat persaingan berbeda untuk setiap industri.
Ditunjang jumlah penduduk yang besar dan penetrasi yang belum optimal, industri asuransi di dalam negeri diyakini masih memiliki prospek yang di sisi lain, dinamika ekonomi global yang berimbas pada perekonomian nasional, perkembangan teknologi digital, menimbulkan tantangan bagi seluruh sektor, tak terkecuali asuransi. Bagaimana outlook industri ini di tahun 2020? Apa peluang dan tantangan yang menyertainya? Berikut wawancara SINDOnews dengan Direktur AXA Mandiri Cecil Mundisugih. Bagaimana pandangan Anda mengenai kondisi ekonomi secara keseluruhan di 2020?Perekonomian Indonesia di tahun 2020 diprediksi akan melambat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, proyeksi ekonomi 2020 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 61/2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 ditetapkan masih tumbuh sekitar 5,5%. Hal ini lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan negara-negara lainnya. Oleh karena itu, Indonesia masih menjadi tujuan investasi favorit bagi negara Luar Negeri Indonesia meningkat10,3% yoy dengan struktur yang tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio utang Indonesia terhadap PDB pada triwulan III/2019 yang masih sehat di level 36,3%.Bagaimana dengan pengaruh eksternal atau dinamika ekonomi global?Di era globalisasi seperti saat ini, kita pasti akan dipengaruhi pula oleh kondisi global. Ketegangan atas perang dagang AS dan Tiongkok akan masih mendominasi situasi geopolitik di tahun 2020. Perubahan ekonomi ini juga akan berdampak terhadap industri asuransi, dimana ketidakpastian global menyebabkan volatilitas pada nilai investasi unitlink pada mengenai asuransi, menurut Anda seperti apa prospeknya tahun ini?Selain mendapat pengaruh dari kondisi ekonomi, industri asuransi juga memiliki kaitan yang erat dengan kondisi industri layanan kesehatan. Saat ini tercatat 81,1% penduduk Indonesia sudah menjadi peserta BPJS. Artinya kesadaran masyarakat akan manfaat perlindungan kesehatan sudah cukup baik. Hal ini menjadi peluang bagi industri asuransi untuk memberikan layanan kesehatan tambahan atau bahkan lebih baik bagi masyarakat Indonesia yang semakin sadar pentingnya menyiapkan proteksi terhadap diri dan bagi dengan apa yang disampaikan oleh AAJI pada acara "Insurance Market Leader Award 2019 & Insurance Outlook 2020" lalu, kami juga optimis kalau industri Asuransi Jiwa akan terus tumbuh di tahun 2020. Jumlah penduduk Indonesia yang besar, disebut menjadi alasan utama potensi pertumbuhan industri, serta didukung oleh perkembangan teknologi digital dan meleknya generasi milenial akan perlunya dengan perkembangan teknologi digital yang kian masif, apa pengaruhnya pada industri asuransi?Perkembangan teknologi digital yang kian masif menjadi peluang baru bagi banyak hal, termasuk industri asuransi. Berbagai hal yang berhubungan dengan teknologi akan mudah didapatkan. Akses internet yang semakin baik di berbagai daerah, serta akses informasi yang semakin terbuka lebar turut membantu perkembangan industri asuransi. Artinya, asuransi akan memanfaatkan momentum ini untuk menjangkau nasabah lebih banyak bagaimana dengan strategi AXA Mandiri menghadapi masifnya perkembangan teknologi saat ini?Digitalisasi selalu menjadi bagian dari agenda Bank Mandiri dan AXA. Untuk AXA Mandiri sendiri, kami melakukan investasi untuk pengembangan digital secara end to end, mulai dari layanan kepada nasabah, hingga kegiatan karyawan back advisor yang ada di cabang-cabang Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri di seluruh Indonesia juga sudah dilengkapi dengan digital tools. Yang tak kalah pentingnya AXA Mandiri juga tengah berinvesatasi pada data analisis untuk mengembangkan bisnis. Hal ini dilakukan karena kami memahami betul bahwa masa depan adalah mengenai data. Kita harus bisa mengoptimalkan data yang ada untuk bisa mengenal nasabah kita lebih baik Mandiri selalu berusaha mengerti nasabah kami secara menyeluruh, mulai dari produk yang mereka miliki, sejarah klaim, transaksi, dan lain-lain. Kami menyatukan semua data yang ada, lalu melakukan analisis dan memperkayanya dengan pengetahuan dari sisi bisnis. Dengan demikian, kami dapat menyediakan solusi, serta layanan yang mereka butuhkan secara ini semua sektor menyasar kaum milenial sebagai pasar potensial, bagaimana dengan AXA Mandiri?Jika kita lihat dari definisi generasi milennial, misalnya dari open sources, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996 atau mereka berusia 23-38 tahun. Artinya mereka berada di usia produktif yang akan atau sedang mengalami berbagai hal luar biasa dalam perjalanan hidup mereka. Sebut saja, mendapatkan pekerjaan pertama, menikah, mendapatkan anak pertama, memiliki KPR pertama, dan senior milenial mungkin juga sudah menduduki posisi penting di pekerjaan milennial ini memiliki berbagai macam hal yang sangat berharga dalam fase hidup mereka saat ini. Jadi sangat wajar bagi mereka untuk melindungi aspek penting seperti keluarga, gaya hidup, maupun masa depan mereka. Asuransi dapat menjadi solusi untuk memberikan perlindungan yang mereka butuhkan dan di saat yang sama merencanakan masa depan yang lebih ini AXA Mandiri memiliki 39% nasabah yang tergolong generasi milenial. Oleh karena itu, kami tidak hanya akan fokus untuk menyasar milenial, tetapi juga akan menjaga mereka sebagai komitmen AXA Mandiri untuk meningkatkan kinerja di 2020?AXA Mandiri akan terus fokus untuk menyediakan solusi proteksi dan kesehatan, karena disitulah peran penting asuransi, yaitu untuk memberikan manfaat perlindungan. AXA Mandiri akan terus melakukan inovasi produk dan layanan di berbagai lini informasi, sepanjang tahun 2019 AXA Mandiri telah meluncurkan berbagai macam solusi perlindungan asuransi, khususnya untuk solusi perlindungan kesehatan, perlindungan penyakit kritis, perlindungan untuk penyakit kanker tahap awal, hingga cardiac. Dengan berbagai inisiatif tersebut AXA Mandiri telah membukukan kinerja yang baik pada periode kuartal III/2019 diceritakan sedikit mengenai capaian perseroan?Pada kuartal III/2019, AXA Mandiri mencatatkan GWP gross written premium Rp6,9 triliun. Angka ini naik 6% bila dibandingkan dengan periode sebelumnya tahun lalu. Sementara aset AXA Mandiri juga tercatat sebesar lebih dari Rp30,2 triliun, naik 9% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dan RBC risk based capital tercatat 525,2% atau jauh di atas batas minimum yang ditentukan oleh OJK Otoritas Jasa Keuangan.Bagaimana dengan strategi pengembangan ke depan?Dengan nilai dana kelolaan lebih dari Rp20 triliun, kami terus mengembangkan beberapa strategi investasi baru pada produk saving. Pada tahun 2019 kami sempat meluncurkan produk asuransi unitlink yang dapat menjadi pilihan solusi proteksi yang secara komprehensif memberikan manfaat perlindungan jiwa, investasi optimal dengan pilihan yang beraneka ragam. Melalui produk ini kami membantu nasabah dalam melakukan diversifikasi investasi mereka melalui multimanager langkah atau strategi lainnya? Selain itu, kami juga terus melakukan edukasi dan literasi untuk meningkatkan tingkat literasi dan inklusi asuransi nasional. Hal ini juga diimbangi dengan terus meningkatkan kualitas SDM termasuk tenaga pemasar agar dapat membantu masyarakat di setiap tahap kehidupan mereka dalam mendapat perlindungan asuransi yang sesuai.fjo
Industriasuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Salah satu yang membedakan adalah dalam hal menentukan tarif. Pada saat menentukan tarif, sebaiknya harus memperhatikan beberapa faktor-faktor agar diperoleh tarif ideal. a. Jelaskan perbedaan tersebut. b. Jelaskan unsur-unsur yang terdapat pada tarif yang ideal.
jumlahlebih dari 40 perusahaan asuransi yang tersebar di seluruh Kota Pekanbaru. Dengan jumlah perusahaan asuransi tersebut maka masing-masing perusahaan asuransi tersebut berusaha untuk membuat strategi-strategi dan taktik. (Porter, 2011)menyatakan strategi adalah melakukan aktivitas yang berbeda dengan pesaing atau aktivitas yang tidak jauh
. g4wibryumo.pages.dev/188g4wibryumo.pages.dev/174g4wibryumo.pages.dev/253g4wibryumo.pages.dev/128g4wibryumo.pages.dev/493g4wibryumo.pages.dev/68g4wibryumo.pages.dev/330g4wibryumo.pages.dev/52
industri asuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya