Halaqah Silsilah Islamiyyah adalah sebuah kegiatan pembelajaran agama islam jarak jauh dengan memanfaatkan sarana grup di aplikasi WhatsApp. Kegiatan ini diprakarsai oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, Alumni S3 di Universitas Islam Madinah, Kerajaan Saudi Arabia. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara pemberian audio kajian setiap pagi dari hari senin sampai dengan jumat. Rekaman audio yang disampaikan langsung oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, ini berdurasi kurang lebih lima menit. Pada malam harinya, peserta diharapkan berpartisipasi dalam tanya jawab dengan materi dari audio yang telah didengarkan pada pagi hari. Dan pada setiap hari ahad terdapat evaluasi untuk lebih memperdalam pemahaman para peserta halaqah. Selanjutnya di setiap akhir silsilah diadakan ujian akhir untuk mengetahui sejauh mana peserta memahami materi yang telah disampaikan. Bagi peserta yang lulus ujian akan diberikan syahadah oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, sebagai tanda partisipasi telah mengikuti program HSI Abdullah Roy. Halaqah-01 Pengertian Al Qadha dan Al QadarHalaqah-02 Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir AllāhHalaqah-03 Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama IslāmHalaqah-04 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 1Halaqah-05 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 2Halaqah-06 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 3Halaqah-07 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 4Halaqah-08 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 5Halaqah-09 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 1Halaqah-10 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 2Halaqah-11 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 3Halaqah-12 Aliran Sesat Yang Menyimpang Di Dalam Masalah TakdirHalaqah-13 Dua Macam Iradah Atau Keinginan AllāhHalaqah-14 Perbedaan Iradah Kauniyah,Qadariah & Iradah Syar’iyyah DinniyahHalaqah-15 Beberapa Contoh Berkaitan Iradah Syar’iyyah dab Iradah KauniahHalaqah-16 Aliran Yang Menyimpang Di Dalam Masalah IradahHalaqah-17 Peran Doa Didalam Beriman Dengan Takdir AllāhHalaqah-18 Kapan seseorang boleh beralasan dengan TaqdirHalaqah-19 Makna Ucapan Rasulullãh ﷺ “Kejelekan Tidak Kepadamu”Halaqah-20 Amalan Hamba / Ikhtiariyah Menurut Ahlus SunnahHalaqah-21 Hidayah Taufik dan Kesesatan menurut Ahlus SunnahHalaqah-22 Aliran Menyimpang Dalam Masalah Hidayatut Taufiq & PenyesatanHalaqah-23 Buah Beriman Dengan Takdir Bagian 1Halaqah-24 Buah Beriman Dengan Takdir Bagian 2Halaqah-25 Buah Beriman Dengan Takdir Bagian 3Kamis 7 November 2019 Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) Silsilah 2 Mengenal Allah (Halaqah 9) Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla Dengan MakhlukNya Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.
Halaqahyang ke-7 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang "Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr". Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A'la dan An-Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه Halaqah yang ke sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitab Fadhlul Islam yang dikarang oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Beliau mengatakan, وفيه أيضا، Dan di dalamnya juga kalau kita melihat – وفيه – dan di dalamnya, ucapan ini seakan-akan dia juga berada di dalam Shahih Al Bukhari karena hadits yang sebelumnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari. Kalau yang dimaksudkan – وفيه – di sini adalah dan di dalam Shahih Bukhari juga, maka Allahu A’lam ini adalah mungkin lupa atau salah di dalam menempatkan, karena kalau kita melihat, ternyata diriwayatkan oleh Al Imam Muslim, ini kalau yang dimaksud adalah Shahih Bukhari. Tapi jika yang dimaksud oleh beliau adalah maksudnya di dalam hadits yang shahih maka benar, tapi kalau kita melihat akhirnya Akhrojahul Bukhari menunjukan bahwasanya beliau memasukkan di sini adalah Shahih Bukhori. Allahua’lam bahwasanya hadits ini yang benar diriwayatkan oleh Imam Muslim, bukan diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari. عن أبي هُرَيرَة رَضِيَ اللهُ عنه، عنِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أنَّه قال أضلَّ اللهُ عنِ الجُمُعة مَن كان قَبْلَنا، Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’Anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, Allah ﷻ telah menyesatkan orang-orang sebelum kita dari hari Jum’at. Maksudnya adalah menjadikan mereka tidak menjadikan hari Jum’at ini sebagai hari besar/utama bagi mereka. Allah ﷻ menjadikan orang-orang sebelum kita, tidak menjadikan hari Jum’at sebagai hari besar mereka. Itu maksud dari – أضلَّ اللهُ – Allah ﷻ ingin memberikan hari Jum’at ini kepada orang-orang yang paling Allah ﷻ cintai, yaitu kaum Muslimin. Allah ﷻ sesatkan orang-orang sebelum kita untuk mendapatkan hari Jum’at ini sebagai hari Raya. فكانَ لليهودِ يومُ السَّبت، Maka orang-orang Yahudi mereka memiliki hari Sabtu. Menjadikan hari Sabtu sebagai hari raya mingguan bagi mereka. و للنَّصارى يومُ الأحد، Dan orang-orang Nashoro mereka memiliki hari Ahad. Menjadikan hari Ahad ini sebagai hari besar mingguan bagi mereka. Di situlah mereka berkumpul, beribadah, dan sampai sekarang demikian. Orang-orang Nashrani menjadikan hari Ahad ini sebagai raya mingguan bagi mereka, demikian pula orang-orang Yahudi mereka adalah – Ashabu Sabt – menjadikan hari Sabtu ini sebagai hari raya mingguan bagi mereka, mengganggap bahwasanya hari tersebut adalah hari yang baik, mereka menganggap hari tersebut Allah ﷻ beristirahat dari menciptakan langit dan Bumi, karena Allah ﷻ menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari dari Ahad sampai Jum’at, di hari Sabtunya mereka meyakini bahwasanya Allah ﷻ istaroh, maka di situlah mereka beribadah kepada Allah ﷻ, mereka menganggap bahwasanya hari itu adalah hari yang paling utama menurut mereka. Adapun orang-orang Nashrani menjadikan hari Ahad sebagai hari yang utama bagi mereka karena dianggap itu adalah hari yang pertama. Jadi menurut mereka yang pertama itulah yang paling utama. Hari pertama dalam satu pekan adalah hari Ahad, makanya dinamakan Al Ahad karena dia yang pertama. Yaumul Isnain hari yang ke dua, yaumuts tsulasa hari yang ke tiga, yaumul arbia’ hari yang ke empat dari kata Arba’, yaumul khomis dari kata Al khomis yaitu hari Kamis, hari ke lima. Maka itulah keadaan orang Yahudi dan Nashrani, menganggap itu adalah hari yang mulia menurut mereka. فجاءَ اللهُ بنا فهَدَانا ليومِ الجُمُعة، Kemudian Allah ﷻ mendatangkan kita mendatangkan orang-orang Islam, diutus Nabi Muhammad ﷺ dan masuklah ke dalam Islam orang yang masuk ke dalam agama Islam kemudian Allah ﷻ menunjukan kita kepada hari Jum’at ini. Ditunjukan kita bahwasanya hari yang paling mulia adalah hari Jum’at. Dalam sebuah Hadits Nabi ﷺ mengatakan, إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، … Sesungguhnya termasuk hari-hari kalian yang paling afdhol adalah hari Jum’at. Dan beliau juga mengatakan, إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الأَيَّامِ ، وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ Sesungguhnya hari Jum’at ini adalah pemukanya hari-hari yang dikedepankan yang diutamakan diantara hari-hari dan dia adalah hari-hari yang paling besar di sisi Allah ﷻ. Ini yang mengabarkan Rasulullah ﷺ. Siapa yang mengabarkan kepada Rasul? Allah. – عِنْدَ اللَّهِ – di sisi Allah ﷻ hari yang paling besar yang diutamakan adalah hari Jum’at. Allah ﷻ beritahukan ini kepada kita umat Islam dan diantara kejadian-kejadian besar di hari tersebut bahwasanya di hari tersebut Allah ﷻ ciptakan Adam dan di hari tersebut Allah ﷻ turunkan Adam ke bumi, dan di hari tersebut Allah mewafatkan Adam, dan di dalamnya yaitu di Hari Jum’at ada satu waktu barangsiapa yang meminta kepada Allah ﷻ di waktu tersebut maka Allah ﷻ mengabulkan kepadanya, dan di hari tersebut juga akan terjadi As-Saa’ah. Ini menunjukan tentang kejadian-kejadian besar yang terjadi di hari tersebut dan Allah ﷻ menjadikan hari Jum’at sebagai Sayyidul Ayyam, yaitu hari yang paling mulia/utama. ، وكذلك هم تبعٌ لنا يومَ القيامَةِ، Dan demikianlah mereka ini orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashrani mereka akan di belakang kita. Kita diberikan dan ditunjukan oleh Allah ﷻ kepada hari yang paling mulia, sementara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashrani mereka tidak diberikan yang demikian. Menunjukan tentang keutamaan umat Islam dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani. Berarti menunjukan bahwasanya umat Islam, mereka adalah lebih utama daripada orang-orang Yahudi dan Nashrani, lebih utama daripada umat-umat sebelum kita, lebih utama daripada pengikutnya Nabi Musa, dan lebih utama daripada pengikutnya Nabi Isa alaihisalam. Maka demikian pula mereka di Hari Kiamat juga berada di belakang kita, maksudnya adalah mengikuti kita maksudnya adalah di bawah kita. نحنُ الآخِرونَ من أهلِ الدُّنيا، Kita ini adalah orang-orang yang akhir diantara penduduk dunia karena Nabi kita adalah Nabi yang terakhir, tidak ada Nabi setelah Beliau ﷺ maka kita adalah umat yang paling akhir karena Nabi kita Nabi yang terakhir tidak ada lagi Nabi setelah Beliau, sehingga tidak ada lagi umat setelah kita. والأَوَّلونَ يومَ القِيامَةِ، Dan kita adalah orang yang paling awal di hari kiamat. Orang yang paling awal maksudnya adalah orang yang paling awal masuk ke dalam surga di hari kiamat. Bisa juga dan tidak ada pertentangan di dalamnya, bukan hanya – الأَوَّلونَ يومَ القيامة – di dalam masuk ke dalam Surga, tapi juga kita adalah orang yang pertama dihisab diantara makhluk, sebagaimana di dalam riwayat والأَوَّلونَ يومَ القِيامَةِ المقضيُّ لهم قبلَ الخلائقِ Jadi kita yang terakhir diantara penduduk dunia tapi kita yang pertama kali dihisab. Di dalam hadits yang lain, نحن الآخرون الْأولون يوم القيامة، ونحن أوّل من يدخل الجنة Kita adalah orang-orang yang terakhir maksudnya di dunia. الْأولون يوم القيامة Kita yang pertama-tama di hari Kiamat. ونحن أوّل من يدخل الجنة Dan kita adalah orang yang pertama kali masuk ke dalam Surga. Berarti – الْأولون – tadi bisa maknanya yang pertama kali dihisab dan maknanya yang pertama kali masuk ke dalam surga dan tidak ada pertentangan diantara keduanya. Allah ﷻ utamakan kita dengan berbagai keutamaan. Maka ini menunjukan tentang Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ , karena mereka bisa demikian disebabkan karena mereka memeluk agama Islam. Islam yang dibawa Nabi ﷺ maka mereka mendapatkan keutamaan tersebut. Keutamaan orang-orang Islam yang disebutkan dalam hadits ini disebabkan oleh keutamaan Islam yang mereka peluk dan ini menunjukan tentang keutamaan Islam. Oleh karena itu didatangkan oleh beliau hadits ini di dalam bab ini, karena dia menunjukan tentang keutamaan Islam. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Abdullah Roy Di Kota Jember Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
Halaqahyang ke-9 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah tentang "Kitab At-Taurah (Bagian 2)". Diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits, Ke-3 : Bahwasanya Allah telah menulis At-Taurah dengan tangan-Nya. Di dalam sebagian riwayat dari kisah percakapan antara Nabi Adam
ThawafIfadhah. Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Manasik Haji, rukun haji bagian yang ke 2 : Thawaf Ifadhah dan Sai. Rukun haji yang ke 3 adalah Thawaf Ifadhah atau Thawaf Jiarah atau Thawaf Haji. Yang di maksud dengan Thawaf adalah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali dengan sifat-sifat tertentu.
Halaqahyang ke-7 dari Silsilah Belajar Tauhid "Termasuk Syirik Memakai Jimat". Kamis, 12 September 2019 Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) Belajar Tauhid (Halaqah 9) Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allah Search. Annisa Lestari 2012. Tema PT Keren Sekali.
UstadzDr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى Beriman Kepada Para Rasul Allah ﷻ السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang kesebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah tentangCara Beriman Kepada Para Rasul
.